Pemerintah Australia Beli Hak Cipta Bendera Aborigin, Bisa Diproduksi Tanpa Harus Bayar
Melbourne - Ketika Laura Thompson, seorang pengusaha perempuan pribumi atau Aborigin menerima surat peringatan pada 2019 yang memintanya berhenti menjual pakaian yang menggunakan desain bendera Aborigin karena melanggar hak cipta, dia kaget. "Sedikitpun saya tidak pernah berpikir saya bisa menghadapi masalah hukum karena menggunakan bendera Aborigin yang saya pikir milik semua orang Aborigin," jelas Thompson, yang berasal dari suku Gunditjmara dan merupakan CEO Clothing the Gaps, sebuah perusahaan di Melbourne. Sekarang, dua setengah tahun kemudian, pemerintah Australia telah membeli hak cipta atas bendera tersebut seharga 20 juta dolar Australia atau sekitar Rp 201 miliar, sebuah langkah yang memungkinkan siapa pun untuk mereproduksi lambang bendera tersebut pada pakaian, barang dagangan, dan karya seni tanpa harus meminta izin atau membayar fee atau biaya. "Kami telah menggratiskan bendera Aborigin untuk orang Australia," jelas Perdana Menteri Australia, Scott M